Jumat, 05 Oktober 2012

Guru tempo dulu , Sekarang dan yang akan Datang

Masih segar dalam ingatan kita banyak Media masa memberitakan perkelahian pelajar di Ibukota yang menewaskan salah seorang siswa SMA 6 Jakarta.Dan kita juga belum lupa   dunia pendidikan dihebohkan oleh kehadiran LKS yang memuat artis cabul .Banyak orang miris melihat dan mengamati keadaan dunia pendidikan sekarang ini.Kemudian tidak sedikit yang menyalahkan guru.Katanya gagal dalam mendidik putra - putrinya di sekolah .dan hanya mengejar sertifikasi melulu .bekerja tidak ikhlas dan masih banyak lagi hujatan yang dialamatkan pada sang pendidik tersebut .Kalau boleh jujur Guru sekarang ini di belenggu oleh kebijakan penyelenggara pendidikan seperti adanya target yang hendak dicapai ,KKM yang dipaksakan dan masih banyak lagi interfensi dan intimidasi dari kalangan pengelola pendidikan juga. artinya kewenangan guru dikendalikan sama si pembuat kebijakan.alias guru tidak lagi punya otonomi .sebagaimana yang dilansir oleh www.sekolah dasar,net memang guru sekarang lebih enak dibanding dengan guru zaman dulu jika dilihat dari segi kesejahteraan. Walau hal ini juga bisa dibantah, karena masih banyak guru yang berstatus guru honorer atau guru tidak tetap yang jauh mendapat perhatian.
 Secara umum, keterbatasan sarana dan prasarana mulai berkurang, seharusnya pendidikan kita tidak hanya jalan di tempat. zaman dalam melaksanakan tugasnya cenderung dalam keterbatasan, bangunan yang rusak, buku yang tidak lengkap, gaji yang sedikit. Tetapi dengan keterbatasan itu guru mampu mengatasinya dengan terus mendidik anak-anak yang mampu menjadi penerus bangsa. Masyarakat sebenarnya sederhana dalam memaknai keberhasilan pendidikan, bukan dengan angka misalnya mendapat selalu mendapat juara atau mendapatkan nilai tertinggi. Masyarakat menilai keberhasilan anak didiknya tidak hanya keberhasilan akademis, tetapi anaknya bisa dewasa secara emosional, memiliki karakter yang baik dan bisa bersikap terpuji
.Guru zaman dahulu memiliki kewenangan yang luas untuk mendidik anak di sekolah, sebagai orang tua di sekolah. Tidak ada yang namanya orang tua melaporkan guru anaknya. Orang tua dan guru bisa berhubungan dengan harmonis dengan orang tua anak didik. Ketika pulang ke rumah, orang tua bisa menjadi guru yang baik bagi anaknya, masyarakat mampu mengajarkan nilai kehidupan.Berbeda zaman tentu juga berbeda tantangan yang dihadapai, guru zaman sekarang tidak lagi terlalu dipusingkan dengan keterbatasan. Guru zaman sekarang lebih banyak tuntutan dan aturan yang harus dipatuhi. Sistem dan aturan memaksa guru terseret untuk melakukan yang menyalahi makna dari profesinya. Mulai dari diombang-ambingkan dengan kepentingan penguasa daerah, aturan yang membuat ruang gerak terbatas. Sibuk dengan tugas administrasinya. Semua menjadi terasa harus seperti yang ada di dalam buku.Satu lagi yang membedakan guru sekarang dengan guru dulu adalah, guru sekarang kurang lagi dihormati oleh anak didiknya. Pertanyaan besarnya, mengapa pelajar sekarang kurang hormat pada guru ? Jika dulu, anak didik selalu menghormati guru  bahkan sering didengar cerita anak didik yang rela menunggu di depan pintu gerbang untuk menunggu gurunya datang dan membawakan tas dan sepedanya. Walau kadang guru memberikan hukuman pada anak didik, tetapi anak tetap menghoramati gurunya.

Sekarang banyak guru profesional  tetapi tidak tahu profesional itu yang seperti apa. Gaji cukup bahkan lebih tetapi masih saja merasa kurang, sampai-sampai SK-nya disekolahkan di bank. Biarlah, dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Mau berubah atau tidak tergantung orang dan sistem pendidikannya bisa merubah atau tidak. Pasti masih ada guru yang mendidik dengan hati. Tiap masa berbeda itu wajar, karena yang tantangan yang dihadapi juga berbeda, tentu harapannya bisa lebih baik .Lantas idialnya guru yang akan datang bagaimana ?Menurut pandangan kami kembalikan otonomi guru seperti semulla janganlah didekte melulu.Diremehkan dan dimanfaatkan .Berikan mereka kepercayaan untuk mengembangkan potensinya dan tempatkam mereka pada posisi yang tepat sesuai dengan tingkat keprofesionalannya .Dan yang tak kalah pentungnya jangan diremehkan .mari kita saling menghargai.