Kamis, 17 September 2020

PENTAGON SEDANG MEMATAI - MATAI CHINA

 #Sebuah analisis Part 3


Ditulis oleh : Sarwanto. 


     Tinggal dua bulan lagi Amerika Serikat hendak melangsungkan pesta demokrasi berupa pemilihan Presiden. Dalam Pesta Demokrasi tersebut 2 kekuatan partai besar, yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat, ingin menunjukkan tajinya kepada dunia. Mereka menjagokan calonnya masing - masing untuk merebut R1, tahta tertinggi di USA. Partai Demokrat menyodorkan Joe Biden sementara Partai Republik mengusung kembali Donald Trump. Sebagai calonnya. 


   Nampaknya ditengah - tengah merebaknya Covid -19 Untuk merebut simpati publik negeri  Donald Trump sadar betul tidak mudah melakukannya, apalagi isu rasialis mencuat kembali ke permukaan. 


      Sebenarnya antara Trump dan Bidden  sama - sama memiliki banyak kekurangan dimata rakyatnya . Apalagi publik menilai lawan Trump itu usianya sudah diatas 80 tahun. akan tetapi bukan namanya Donald Trump kalau tidak lihai memainkan kartu As. Mereka tak kurang akal. 1000 cara akan ia lakukan untuk bisa meraih mimpinya. Contoh,Presiden Trump , Dia seorang pengusaha, maka segala macam cara akan dilakukan sebab banyak rakyat yang tidak suka padanya. Tapi jangan lupa ia seorang pengusaha maka teori politik ekonomi pernah ia jalankan dan hasilnya jitu sekali.Dulu Trump pernah menyerang perusahaan Alpabhet sehingga saham perusahaan itu menjadi turun drastis dan  perusahaan nyaris ambruk. Lalu Alphabet menjual sebagian sahamnya di bursa saham dengan nilai jual  rendah. Ketika harganya murah maka Trump beserta kroni- kroninya pada ramai - ramai membeli saham alphabet . Setelah ribuan lembar saham sudah ditangannya maka perusahaan Alphabet itu dipuji puji akhirnya saham terkerek naik  sehingga harga jual saham alphabet di wal street menjadi tinggi. Lalu apa yang terjadi,?. Kolega kolega Trump itu pada jual kembali sahamnya dan memperoleh keuntungan jutaan dolar. 

Nah itu salah satu stretegi marketnya. . 

Strategi lain yang akan dimainkan sang pebisnis satu itu adalah melakukan Declare war. Ia akan menggoreng persoalan laut China Selatan . Apalagi sekarang  antara Amerika dan China masih terjadi perang dagang. 

Itu semua dilakukan untuk menarik simpati publik Amerika & memancing kemarahan China. Ia yakin bila terjadi perang maka Amerika lah yang akan menjadi pemenang sebab anggaran pertahanan Amerika di bawah kepemimpinanya menjadi 900 miliar dolar. 

Trump punya alibi Amerika akan menjadi champion. Dan bila menang perang maka kepercayaan publik Amerika akan pulih kembali. 

  Lalu strategi apa yang akan dimainkan Joe Biden. Ini juga seru untuk disimak. 

Nampaknya Partai Demokrat Amerika sadar betul Jagonya kalah nilai jual bila dibandingkan dengan Trump. Sebab Bidden sudah diketahui kelemahannya oleh partai Republik sampai sampai Donald Trump menantang Joe untuk test narkoba. . Karena itu Partainya Obama itu akhirnya menggandeng Kamala Haris ,wanita  Amerika  yang cerdas dijadikan pendamping Bidden. Ini dilakukan untuk menarik simpati publik terutama kaum wanita. 


   Dijadikannya Kamala pasangan Bidden membuat China kegirangan dan negeri panda itu berharap Joe Bidden bisa memenangngkan pertarungan nanti. Sebab kalau partai Demokrat yang menang maka China akan banyak diuntungkan. Ini berkaca ketika Obama berkuasa. China dan Amerika nyaris tak bersitegang seperti ini. 


  Untuk merebut simpati publik kamala akan menggunakan isu Corona dalam kampanyenya, selain gender Sebab banyak rakyat Amerika  menganggap Presiden Donald Trump tak mampu mengatasi virus mematikan itu. 


Kembali ke soal laut China Selatan. Xi Jin Ping pun sangat yakin bila perang terjadi maka negeri panda itu akan menang sebab disamping kekuatan militernya yang besar China juga memiliki akar budaya yang kuat dibandingkan dengan Amerika. Tapi disini Ia lupa kalau Amerika kini sudah mampu mengontrol sistem persenjataan militer dunia melalui satelit canggih yang Washington miliki. 


   Lalu apa untungnya bagi Indonesia apabila kedua negara itu perang beneran? 

Sayangnya para pembantu presiden kita adem ayem saja mengikapi konstelasi global yang semakin memanas. 

   Karena Asia akan dijadikan Trump sebagai Pasar Produksinya secarabmasif seyogyanya Negeri kita pun harus memiliki posisi tawar yang kuat, yaitu dengan cara mewujudkan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia.meguatkan kembali selat di wilayah kita. Selain itu segera wujudkan E-Rupiah untuk men counter balik kaum globalis yang hendak  mengaduk- aduk Indonesia lagi. Indonesia tidak perlu takut sebab kita memiliki ketahanan Sumber Daya Alam yang bagus. 


Bersambung


#Catatan kecil di hari Minggu

  13September  2020